29 Des 2015

Sisi Lain Dari Cinta

Sisi Lain Dari Cinta
Kali ini tulisan saya sedikit sok dewasa ya. Udah agak bosan sama yang galau-galuan ^.^
Semoga dapat menginspirasi :)

Bicara tetang cinta, apakah arti dari cinta menurut kalian ?
Ada beberapa orang yang mudah menjatuhkan hatinya pada seseorang . Mungkin mereka tak mengerti tentang apa itu mencintai yang sesunggunya. Mereka hanya membayangkan bagaimana bahagianya jika mereka bisa menghabiskan waktu dengan seseorang yang mereka ingini. Tertawa bersama, menghabiskan waktu hingga senja tiba. Tentang hangatnya peluk ketika berdua.
Beberapa orang berkata “ cinta itu sesungguhnya menguatkan hati, bukan melemahkan” jika memang itu yang dinamakan cinta, lalu bagaiana dengan air mata yang terjatuh dengan sia-sia? Perihal mereka yang merintih kesakitan karena harapanya dipatahkan , mereka yang hampir mati berdiri karena ditinggalkan. Bukankah semua itu juga karena cinta?
Begini, sesungguhnya saat seseorang memberanikan diri untuk mencintai diri lain, saat itu pula seharusnya ia juga siap terluka atas alasan yang sama, yaitu mencintai. Bersiap-siap jika seseorang yang ia ingini pada akhirnya tak termiliki ataupun memilih pergi . Disinilah kesalahan dari kebanyakan orang. Mereka hanya menyiapkan diri untuk jatuh cinta, tetapi tidak untuk kecewa. Hingga hati mereka tidak siap dan akhirnya terluka tiada terkira.
Di sisi lain ada pula seseoang yang tetap memilih sendiri, dengan sengaja tidak membuka pintu hati. Meski ada beberapa orang yang dengan sabar menanti. Jangan salahkan mereka, bukan berarti mereka takut untuk jatuh cinta. Hanya saja mereka belum siap untuk merasakan luka . jangan berkata mereka pengecut, mungkin saja ia dulu pernah diberikan kesakitan yang begitu dalam. Meski telah lama,  luka itu tetap tak sembuh benar.
Sekali lagi kuingatkan ketika engkau memilih untuk jatuh cinta. Jangan hanya sibuk mengejar bahagia, siapkan pula jika pada akhirnya kau harus terluka.

29 Desember 2015

Amelia P S

16 Des 2015

Ditahan,Tetapi Tidak Diinginkan


Ditahan,Tetapi Tidak Diinginkan

Sesuatu yang lebih menyakitkan dari sekedar kehilangan adalah saat kau dipertahankan, tetapi  sekedar dijadikan mainan, atau bahkan cadangan.
Untukmu seseorang yang sungguh hebat mempermainkan, seseorang yang membuatku merasa begitu istimewa,begitu di cinta, kemarin. Tetapi  hari ini kau membuatku serasa tak lagi diinginkan, seakaan akan aku sudah kau buang.  Tanpa penjelasan Kau sering hilang tanpa kabar, ku coba menghubungimu puluhan kali tapi tak ada jawaban , sesekali kau jawab, sekedar  untuk menenangkan. Saat aku berteriak-teriak dan menangis meminta kejelasan kau hanya membalasnya “sabar sayang”   lalu kembali diam,hilang . Sabar seperti apa lagi yang kau inginkan? Bagaimana aku bisa tenang, bila  sikapmu membuatku merasa ada seseorang yang lebih menyenangkan.
 Setiap kali aku merasa sangat kelelahan, dan memilih untuk segera mengakhiri segalanya,kau selalu bersikeras menahanku tetap tinggal. Kau katakan bahwa aku sangat kau butuhkan. Kau membuatku seakan benar-benar kau inginkan. Seakan kau tak sanggup jika harus ku tinggalkan. Kau menatapku begitu dalam,tatapan mata penuh keyakinan. Sampai-sampai aku mulai percaya bahwa kau telah kembali, kau telah menyesali, dan tak akan pernah pergi. Sayangnya, aku terlalu bodoh, atau mungkin kau yang terlalu pintar memainkan. Setelah aku berharap kembali. Kau ulang segala kesakitan. Kau perlakukan aku sama seperti dulu, kau banyak diam, pergi lalu hilang. Tuan! tolong beri tahu aku apa yang kau inginkan,beritahu aku permainan macam apa  yang sedang kau mainkan.
Jika memang aku sudah tak lagi kau inginkan, dan kau telah bosan. Tolong lepaskan! Bukankah itu yang sepertinya kau inginkan? Kenapa, apa kamu takut menyakitiku? asal kau tahu menjadi seseorang yang dimiliki namun tak sepenunya diinginkan adalah hal yang lebih menyakitkan, atau mungkin kau tak berani melepaskan karena kau takut jika orang  yang kau anggap lebih baik itu pada akhirnya tak berhasil kau dapatkan. Setidaknya jika orang itu tidak benar-benar datang masih ada aku yang kau jadikan penenang juga pelampiasan. Lalu bagaimana jika orang itu menerimamu? Kau akan pergi tanpa kejelasan, meninggalkan aku setelah kesakitan yang dalam, aku hanya seperti sampah yang dengan mudahnya kau buang. Sepeti itukah permainanmu tuan ?.
Tolong sedikit saja kau pikirkan bagaimana perasaanku ,perasaan seorang yang dijadikan cadagan oleh kekasihnya sendiri. Sebagai seseorang yang dimiliki tetapi sesungguhnya ia sendiri tak memiliki. Bayangkan jika apa yang sudah kau korbankan hanya dibalas dengan kesakitan.
Inikah caramu mebunuhku,sayang?

12 Desember 2015
Amelia P S   

27 Nov 2015

Cinta Datang, Tanpa Ku Undang

Cinta Datang, Tanpa Ku Undang

Pada rasa yang ku anggap tak adil,aku menaruh bimbang.Saat ini, pada masa yang telah berbeda. Aku mengaku. Aku takut menatap matamu, tatap mata yang dalam yang terkadang membawa hatiku masuk juga terlalu dalam. Aku takut melihat tertawamu, aku takut duduk lagi di pojokan untuk memandangimu dari belakang. Apa-apa saja yang dulu kusuka darimu kini menjadi ketakutan terbesarku. Takut jika kuteruskan perasaan ini bertambah subur dan pada akhirnya menghadiahkan luka yang semakin dalam. Aku tidak menyesali perihal perasaan, tapi bukankah sebuah rasa juga menginginkan sebuah balasan. Begitupula aku.
 Maafkan aku jika rasa itu datang di saat yang tak tepat, maafkan aku jika sempat membuatmu bimbang. Maaf jika aku mencintaimu. Dengarkan,aku tidak pernah bermksud menyukai tatapanmu, aku tak pernah bermaksud menjadi penikmat senyum manismu, pada dasarnya aku tidak pernah dengan sengaja menjatuhkan  hati padamu. Aku mohon jangan salahkan aku, rasa itu bahkan datang tanpa kuduga .Akupun tak pernah memohon ataupun berharap untuk jatuh cinta padamu. Terlebih Pada seseorang yang ternyata hanya  bisa kucintai tanpa boleh kumiliki.
Mengapa  aku tidak berjuang? Bagaimana aku bisa berjuang, jika keadaan membungkamku tuk tetap diam. Untuk meneruskan pun rasanya percuma,karena hatimu akan segera termiliki. Anganku pun harus terhenti agar tak ada yag tersakiti. Belum sempat memiliki , tapi harus berfhenti mencintai. Malangnyanya, aku harus mengakhiri sesuatu yang sebenarnya belum ku mulai.
Mau tak mau, aku berenti. Cukup disini!

26 November 2015

Amelia P S

28 Sep 2015

Bahwa Perasaan Tak Bisa Dipaksakan


Bahwa Perasaan Tak Bisa Dipaksakan

Saat itu aku terlihat sebagai seseorang yang tak pernah mencintaimu. Saat kau berteriak-teriak meminta sebuah penjelasan ,aku hannya diam. Tidak berusaha menggenggam tanganmu ataupun mengejarmu. Tak sedikitpun aku menahanmu tuk tetap tinggal. Aku pun tak tahu apa yang sedang ku lakukan. Bagaimana mungkin aku bisa tetap diam, sedangkan kekasihku berteriak-teriak dan menangis karena kesalahanku. Lalu ku biarkan kau pergi begitu saja. Ada rasa lega saat kau akhiri hubungan kita, namun aku juga merasakan sakit yang entah apa penyebabnya.

Untuk mu, kali ini adalah waktunya kau tahu kejelasan, atas apa saja yang selama ini aku rahasiakan, sebelumnya kumohon siapkan hatimu. Aku tak menahanmu pergi, bukan berarti aku ingin sengaja menyakiti. Mungkin kau pernah mendengar sebuah ungkapan “ Perasaan memang tak bisa dipaksakan”, ya itulah yang ingin ku sampaikan kali ini. Jangan beranggapan aku tak sedikitpun memiliki rasa padamu, hanya saja rasa itu bukan yang ku sebut cinta. Maaf, maafkan lelakimu ini. Semuanya benar, semua yang kau tuduhkan memang benar, aku mencintai seseorang, namun bukan kamu. Sekali lagi maafkan aku, maaf sayang.
           
Aku sudah berusaha menumbuhkan rasa cinta dengan kebersamaan kita, Kau  memebrikan segala yang terbaik yang kau bisa,dan ku coba membalas segalannya. Ku biarkan kau memelukku sesukamu, ku berikan semua waktuku padamu, ku beri kau tatap indah bola mataku. Tapi tidak perihal hati. Sampai kapanpun kau tak akan memilikiku seutuhnya, karena rasaku masih utuh untuk dia. Maaf, kau hanya kujadikan penghilang resahku, seseorang yang menghangatkan saat orang yang ku cintai mengabaikan. Aku bersamamu hanya untuk memudahkan ku melupakanya. aku memang lelaki licik, licik sekali.

Jika kau heran atas perilakuku yang tiba-tiba dingin, ini hanya perihal menjaga perasaan. Baik perasaanmu juga perasaanku. Aku hanya ingin kau terbiasa dengan tidak adanya aku, aku ingin perasaanmu sedikit demi sedikit berkurang kepadaku, aku ingin membantumu membenciku. Agar saat kau tahu semuanya rasanya tak terlalu menyakitkan. Aku pun lelah jika harus paura-pura mencintai, meski aku tahu pura-pura dicintai adalah hal yang ratusan kali lipat lebih menyakitkan. Aku mengerti semuanya. Karena itu, aku tak ingin kau merasakanya terlalu lama.

Jangan salahkan siapapun, terutma dirimu yang percaya padaku. Ini salahku, murni salahku. Aku memang yang membuatmu nyaman dengan peluk-peluku, membuatmu terus ingin tinggal dengan rayuanku. Tak seharusnya ku lakukan semua itu. Rasa itu sebenarnya memang ada, namun tak bisa sebesar perasaanku kepada orang sebelum kamu, setiap aku menjumpainya, perasaanku membuncah, rinduku memuncak sayang. Semakin keras aku berusaha melupakanya, semakin lekat bayangnya dalam ingatan. Maaf, jika pengakuan ini begitu menyakitkan. Kau pun juga perlu tau, semakin lama kisah kita, semakin dalam kau terluka. Setelah kau tahu pengakuan ini, aku yakin kau begitu membenciku. Bunuh aku jika itu bisa menebus segalanya, buang aku jauh-jauh dari ingatanmu. Tapi sekali lagi ku tegaskan , bahwa perasaan tak bisa dipaksakan, sayang!

26 September 2015
Amelia P S


25 Sep 2015

Kau Hanya Miliki Peluknya, Bukan Hatinya

Kau Hanya Miliki Peluknya, Bukan Hatinya

Apa yang lebih menyakitkan dari mencintai namun tidak bisa memiliki?
            Saat kita memiliki, namun nyatanya tak pernah dicintai. Aku berani bertaruh, itu adalah hal yang lebih menyakitkan. Kau bisa memeluknya, merengkuh tubuhnya sesukamu, memiliki raganya. Tapi hatinya? Hatinya tetap bukan untukmu.
Kau tak pernah sadar, sudah lama ia tak lagi ingin tinggal. Ia hanya sedang menyiapkan luka di dalam rayuan, ia sedang mencari kesempatan yang tepat, agar kau tak sakit terlalu dalam.
Perlahan semua mulai berubah, mesranya mulai pudar. Ia memperlakukanmu sesuka hatinya, karea ia tahu, kau tak akan meninggalkanya. Kau pun masih juga tidak menyadari, kau masih saja memperlakukanya seperti biasa,kau turuti pintanya untuk mempercayai bahwa ia tak akan pernah menyakiti. Kamu menganggap cinta harus sepenuh hati dan percaya tanpa sedikitpun ragu.
Ketahuilah,semua hanya perkara waktu, akan tiba saat ia lelah berpura-pura dan menutupi bahwa ada orang lain yang ia ingini. Saat kau begitu dalam merindukanya. Tetapi dia sibuk menahan rindu yang terlalu bergejolak,rindu yang bukan untukmu.
Dan kini kau masih tak percaya, kau masih saja berpikir, bagaimana mungkin sesuatu yang begitu baik, menyimpan rahasia yang begitu menyakitkan?. Nyatanya kau bukan yang ia inginkan, kau haya dijadikan persinggahah, agar ia tak kesepian, atau bisa jadi ia bertahan hanya karea kasian. Bukalah matamu, dia tidak pernah berjuang, sebesar pengorbananmu kepadanya. Kau tak harusnya merasakan sengsara. Jika memang waktunya tiba kau mengetahui segalanya, menangislah sebisamu menangis, berteriaklah semaumu, karena aku tahu,itu adalah hal yang begitu menyakitkan. Aku hanya mengingatkan, jangan terlalu lama tenggelam. Karena ada hidup yang perlu dilanjutkan

September 24, 2015

Amelia P. S.

26 Agu 2015

Pengagumu yang Pengecut

Pengagumu yang Pengecut

 
               Ingin sekali aku berteriak dihadapanmu. Bagaimana bisa kau tak tau tentang perasaan ku, atau jangan-jangan kau memang (pura-pura) tidak tahu. Bila bisa ingin sekali ku katakan padamu, aku orang yang memikirkanmu sepanjang waktu, aku yang tak pernah lupa memperhatikanmu, dan aku, orang yang ikut tersenyum saat diam-diam aku memperhatikanmu tersenyum.
            Aku ingin sekali mengungkapkan segala rasa, tak peduli bagaimanapun akhirnya. Namun sekali lagi ku jelaskan seandainya itu bisa, hanya seandainya. Bagaimana aku mampu mengutarakan perasaan, sedang tatap matamu saja sudah membuatku bungkam, matamu selalu membawaku tenggelam begitu dalam. Dengan mendengar suaramu saja, sudah membuat damai gejolak yang membuncah didalam dada. Ah melelahkan, ini sungguh melelahkan, saat aku harus terus memendam perasaan yang semakin hari semakin menyesakan. Perasaan yang hanya bisa  ku pendam, tanpa berani ku ungkapakan
Apa aku harus menunggu? Hingga kau juga berikan tanda bahwa kau punya rasa yang sama. Harus menunggu seseorang yang nyatanya sampai sekarang masih tak mau tahu. Seandainya saja kau lebih teliti atas kedekatan ini, pasti rasanya tak sesakit ini, seandainya kau mau tahu betapa dalamnya aku menyimpan rasa untukmu, mungkin kau tak kan tega sedikitpu menyakitiku.
Maaf jika aku menyudutkanmu, tak usah merasa bersalah. Ini bukan salahmu. Aku yang bersalah, aku yang memilih menjadi seorang pengecut. Hanya diam-diam tersenyum saat memandangmu tersenyum, hanya diam-diam merasa perih saat kamu menangis, dan hanya diam-daim cemburu saat kau bersama yang lain. Iya, hanya sekedar diam-diam. Pengecutmu ini hanya sibuk menduga-duga, mencari-cari setiap sikap yang seakan memberiku harapan bahwa kau memiliki rasa yang sama. tapi nyatanya aku tetap tak tau apa-apa. Mungkin saja kau hanya seorang yang memang baik hati dan dan mudah akrab dengan orang lain, tidak hanya denganku. Memang aku sudah sangat kelelahan menahan , tapi kamu bukanlah seseorang yang mudah dilupakan. Biar,ku tetap bertahan sendirian!

22 Agustus 2015
Amelia P S

24 Agu 2015

Jika Aku Memang Tidak Benar-Benar Kau Inginkan

Jika Aku Memang Tidak Benar-Benar Kau Inginkan.




Kepada kamu yang mengajaku tenggelam pada sebuah perasaan. Jangan hadirkan nyaman jika memang akhirnya kamu berubah sedingin angin malam. Kau mengajaku berlari begitu jauh dan tiba-tiba meninggalkanku ditengah jalan, hingga aku sadar mungkin aku hanyalah pelampiasan. Jika memang ia saja yang kau inginkan, mengapa kau juga beri aku harapan?.
Kamu sendiri yang menyebar benih cinta itu, kau sirami dengan sabar, kau pupuk dengan kasih sayang hingga tiba cinta itu tumbuh subur . dengan tega kau injak-injak hingga hancur lebur. Kau ucap tak ingin kehilangan, namun akhirnya kamu sendiri yang membuang. Jawab,tolong jawab apa maumu?. Kamu tahu akupun juga punya hati, aku pun juga ingin kau hargai. Bukan seseorang yang seenaknya kau jadikan pengisi di waktu kosongmu. Kau jadikan pelampiasanmu.
Terkadang aku juga ingin merasakan menjadi kamu, seseorang yang tak berperasaan, yang mematahkan harapan saat aku mulai memperjuangkan. Menjadi yang di harapkan dan akhirnya mengecewakan, orang yang berjanji namun ternyata ia ingkari. Pergi seenaknya tanpa merasa bersalah akan sakitku ini.
Sudahlah , ini bukan salahmu. Ini adalah salahku yang terlalu mudah menerima uluran tanganmu saat itu, yang terlalu mempercayaimu. Percaya bahwa kau akan terus menggenggamku, percaya bahwa semua akan berakhir bahagia, namun aku lupa bahwa perasaan bisa berubah tiba-tiba. Dan aku tak sempat mempersiapkan diri untuk hal itu. aku kini hanya seseorang yang masih belum bisa melepaskan sesuatu yang seharsnya aku iklhaskan,  Untukmu lagi jika memang pada akhirnya kau tak bisa hadirkan bahagia, mengapa kau beri aku luka?

21 agustus 2015

Amelia P S

19 Agu 2015

Setidaknya Aku Telah Mengaku

Setidaknya Aku Sudah Mengaku

          Kevin dan Riani adalah sepasang sahabat yang sungguh dekat, saking dekatnya, kemanapun Kevin pergi disana pasti juga ada Riani. Persahabatan yang mereka jalin sungguh menyenangkan.begitu banyak tawa yang mereka umbar. Hingga suatu ketika sikap Kevin sedikit berubah. Ia tak seceria biasanya, ia sering uring-uringan sendiri. dan ternyata Kevin sedang jatuh cinta pada seseorang. Namun entah mengapa kali ini Kevin benar-benar menyimpan rapat-rapat masalahnya tersebut. Dan itu semakin membuat Riani heran padanya. Hingga suatu pagi Riani mendesak Kevin tuk mengaku.

“ Vin kamu kenapa sih? Ayo dong cerita, aku kan juga selalu cerita ke kamu” Riani merayu

“ Kau tak perlu tahu kali ini.Mungkin wanita itu akan segera bahagia bersama orang barunya” Jawab Kevin datar“ 

"Yasudah, sekarang kamu gitu ya” Riani merajuk

“ Aku takut menceritakanya padamu,aku sungguh khawatir” Muka Kevin berubah cemas

Riani  menonjok bahu Kevin pelan,  “Hey kamu ini kenapa, ayo katakan saja siapa perempuan itu!”

Kevin tak balik menatap riani “ Tapi kali ini aku benar-benar tak bisa menceritakanya “ Kevin tampak gelisah saat itu

“ Yasudah jika kau belum ingin menceritakanya padaku, aku masuk kelas dulu ya!” Riani mulai beranjak ke kelas, namun tiba-tiba tangan Kevin meraih tangannya. 

“ Riani tunggu, duduklah kembali ” Tatapan mata Riani seketika seakan bertanya-tanya pada Kevin. Kevin lalu tertunduk 

“ Kau ingin tahu siapa wanita yang benar-benar membuatku jatuh? Dan mungkin kau memang berhak tau”

“ Siapa Vin? jangan buat penasaran deh”Tiba-tiba Kevin menatap mata Riani begitu dalam, sangat serius. Beberapa detik mereka hanya perpandangan tanpa kata.

“ Wanita itu, wanita yang telah lama menjadi sahabatku. Wanita itu kini sedang duduk didepanku. Dan mata yang selama ini begitu aku kagumi, mata itu kini sedang ku pandang begitu dalam. Maaf Riani, maaf jika aku mencintaimu. Maafkan aku sekali lagi, asal kau tau aku tak pernah memilih untuk mencintai seseorang, terlebih mencintai sahabatku sendiri.” Kevin lalu tertunduk, sepertinya bola matanya berkaca-kaca. Mendengar pengakuan itu jantung Riani seakan berhenti, udara seakan tiba-tiba hilang. Riani hanya bisa terdiam.

“Aku sungguh takut setelah ku akui ini semua, kau akan berubah. Aku takut kau akan menjauhiku karena kau tau aku berharap padamu, aku takut tak bisa menghabiskan waktuku bersamamu lagi. Tepatnya aku takut akan  kita yang akan berubah. maaf riani, cepat atau lambat aku memang harus mengakuinya” lanjut kevin tetap tertunduk

“ Kevin lihat aku, tatap mataku yang begitu kau sukai ini. Dengar! Aku begitu nyaman saat bersamamu, bahkan lebih nyaman daripada bersama kekasihku, tapi maaf , aku dan mungkin juga kamu pasti tak ingin merusak hubungan yang sungguh menyenangkan ini bukan? Hanya karena cinta. Aku paham atas ketakutanmu, dan sekarang aku yakin kau pasti juga sudah tahu tentang jawabanku. “ Riani tersenyum manis, dan beranjak meninggalkan Kevin sendiri.

15 Agu 2015

Di Tempat Ini, Aku Kembali


Di Tempat Ini, Aku Kembali




Apa kabar senja? Aku datang lagi ketempat ini . Ku harap kau bukan senja yang pelupa. karena sepertinya kita memang telah lama tak bersua. Mungkin kau heran, Maaf kali ini aku hanya datang sendirian, Jika kau tanyakan tentang dia? Ku kira Dia sudah bahagia. Pastinya dengan orang barunya.Dan kini tinggalah aku dan senja, tanpa dia

Tak usah menatapku bak saga. Iya senja, iya, aku mengaku. Aku merindukanya

Aku datang kesini hanya ingin menikmati setiap detik yang membawa kenangan didalamnya, setiap bayang-bayang yang menyesakan dada. Suatu waktu aku dan dia berdua disini, menatap rona jingga di ujung sana. Kau pasti juga melihat tawanya bukan ? tawa manis itu, tawa yang selalu menahanku tuk beranjak. Sesederhana itu aku merangkai bahagia bersamanya.

Ditempat ini, aku kembali untuk berterima kasih atas semua lukisan indah yang menemani aku dan dia kala bersama . terimakasih kau telah bersedia menjadi saksi bisu saat kelingking kita bersatu. Atas janji untuk tetap menyatu.

Bagiku datang ke tempat ini adalah caraku mengingatnya. Setidaknya aku masih merasa ia duduk disampingku. Memandangi wajahku dengan senyum manisnya Aku yakin ia masih disini. Tepatnya dalam sanubari. Meski ku tahu ia tak akan pernah datang tuk bersama kembali.


Sekali lagi, Terima kasih senja.

-AMELIA P. S.-


9 Agu 2015

Tiada Lagi Pulang Setelah Tualang


Tiada Lagi Pulang Setelah Tualang  


Seharunya kau tak datang, kau tak harus pulang saat semuanya mulai redam. Saat ingatan itu mulai pudar. Sebab kau tak tau betepa sulitnya hingga tiba pada titik ini. Berminggu-minggu aku habiskan untuk mendengarkan lagu galau. Dan terkadang mendengarkan “ lagu kita “  yang sebenarnya hanya menambah lekat bayangmu. Tatapku saat itu sungguh kosong. Dan saat itu aku sadar mendengarkan lagu sedih hanya akan membuat seseorang semakin tenggelam dalam kepiluan. Mau tak mau, meski perlahan aku harus tetap hidup. Sakit itu mulai pudar, hingga saat ku dengar namamu semua tak seperih dulu.

Saat semua sudah kembali, kau datang. Pulang. Awalnya hanya basa-basi, dan perlahan kau bawa bayang kenangan. Kau ungkit kebahagiaan yang pernah kita lewati bersama dulu. Bagaimanapun aku hanya perempuan biasa, yang akhirnya terbawa suasana. Namun otaku masih waras kala itu. Aku tak ingin mengulang kesalahan kedua kali, karena aku takut akan trauma. Untuk apa bersama seseorang yang pernah tak bersedia. Bukankah dulu juga kuberikan segala yang terbaik yang ku bisa? Namun kau buang sia-sia. Bukankah jika tak kubiarkan kamu kembali itu hak ku? Iya, seperti kamu dulu, yang menganggap meninggalkanku adalah hak mu waktu itu.
           
Dan sekarang biarkan aku yang memintamu pergi, kembalilah pada keyakinanmu dulu, bahwa aku hanya wanita yang pantas ditinggalkan. Orang yang tak pantas untukmu. Saat kau sudah bahagia dan aku masih berdarah darah, apa kau peduli? Tidak. Bahkan kau posisikan aku sebagai orang asing yang tak pernah kau kenal. Dan kini saat aku tidak bisa menerimamu lagi kau menatapku seakan aku melakuakan kesalahan besar. Tuan, tolong jelaskan dimana letak kesalahanku? Kau hanya tak ingin merasakan penyesalan, kau sulit menerima keadaan. Kau tetap sama, lelaki egoisku.
           
Seharusnya dulu kau pikir matang-matang, apa ada orang lain yang lebih baik dariku? Apa memang aku pantas kau buang? Apa orang baru itu juga akan  membuatmu bangga memilikinya?  Sudahlah, itu sudah cerita lalu. Kini aku sudah berada pada hidup baru, dan bila boleh kuminta kau jangan menggagu. Dan kupastikan, ku tak akan meniru sikapmu. Menyia-nyiakan seseorang berharga yang begitu dalam mencintaiku, demi seseorang yang sekedar memikatku sesaat.
Ada yang tak kalah menyedihkan. Lagi,  aku harus memulai dari awal


Amelia P S