Berujung Kehilangan
Bagaimana
aku tak sedih? Jika seseorang yang dengan sangat kuperjuangkan, pada akhirnya
meninggalkan. Dengan teganya mematahkan sebuah pengharapan.
Setelah
sekian lama berjuang, akupun juga perlu jawaban, perlu kepastian perihal segala
sesuatu yang selama ini engkau gantungkan. Bukan berarti aku tak lagi mau
berjuang, hanya saja, segalanya sudah teramat menyesakan. Mau tidak mau, siap
tidak siap , kini ketakutan terbesarku harus terjadi, saat diamana engkau harus
memilih anatar aku ataukah dirinya. Sejujurnya aku sendiripun masih belum siap,
jika harus mendengar sebuah penolakan, lalu kehilangan, tapi mau bagaimana
lagi, aku sudah terlalu lelah terombang ambingkan.
Seperti
yang kuduga. Seharusnya saat itu aku sadar, tak perlu lagi aku berharap maupun
berangan, karena nyatanya engkau lebih memilih dia. Seseorang yang memang dari
dulu engkau impikan,yang sedari dulu engkau agung-agungkan. Jika memang pada
akhirnya seperti ini, mengapa dulu kau memintaku terus bertahan?, terus
memintaku untuk berjuang, dan mengapa pula kau seakan membalas dengan sebah
harapan? kau berucap tak ingin ku tinggalkan. Kumohon beri aku penjelasan! Perasaanku
ini bukanlah mainan.
Jika ditanya terima atau tidak , mana ada
orang yang terima jika perjuanganya ternyata sia-si.. Bagaimana bisa engkau
memilih dia dibandingkan aku, seseorang yang memperjuangkanmu mati-matian meski
terkadang engkau sia-siakan, seseorang yang berusaha selalu ada saat orang yang
menjadi alasanmu meninggalkanku kini membuatmu menangis dulu. Bagaimana bisa
kau melarikan air matamu padaku, namun pada akhirnya berbahagia denganya? Jka
memamg kau bisa, Tolong, ajarkan aku cara menerimanya !
Maaf,bukan
maksutku membuatmu merasa bersalah, tapi sayang,
ini sungguhlah menyakitkan.
AmeliaPS