6 Jun 2016

Tinggalah Janji

Riani dan Wibi dulunya adalah sepasang kekasih. Setahun terakhir mereka benar-benar tak pernah berkomunikasi sama sekali. lebih tepatnya Riani lah yang begitu menghindari Wibi.  Tanpa sengaja hari ini mereka berjumpa pada salah satu acara yang diadakan oleh sahabat Riani. singkat cerita setelah acara tersebut Wibi menawarkan diri untuk mengantar Riani pulang, saat itu Riani ragu untuk menerimanaya, namun ia berpikir mungkin sekarang sudah saatnya menjalin persahabatan kembali dengan Wibi. Disepanjang perjalanan,tak banyak pembicaraan yang tejadi antara mereka berdua, hanya sekedar menanyakan kabar satu sama lain. Saat melintasi taman kota, tiba-tiba saja wibi mengentikan laju mobilnya.

"Mengapa berhenti? aku ingin segera pulang.” tanya Riani heran

"Aku ingin berbicara sebentar,mari kita turun!" ajak Wibi

"Aku ingin kita berbicara disini saja." jawab Riani.

"Baikalah. Rin,mengapa saat itu kau tiba-tiba menghilang?" ucap Wibi, tatapanya kosong memandang ke kaca depan.

"Saat itu aku benar-benar kembali untuk memperbaiki segalanya." lanjutnya

Kekhawatiran Riani terjadi. Wibi mengungkit perihal masa lalu mereka. Seharusnya Riani tak pulang bersama Wibi. Riani mengira segalanya sudah benar-benar usai, tetapi ia salah, nyatanya Wibi belum mengusaikan segala yang ia kira telah usai.

" Tidak, semuanya baik-baik saja." jawab Riani. Ia memaksakan senyum termanisnya

"Mengapa kau tak pernah memberiku kesempatan untuk memperbaiki segalanya? kau selalu hilang tanpa penjelasan." kali ini suara Wibi seperti seseorang yang sedang menahan amarah.

“Bagaimana mungkin engkau memintaku kembali, memintaku percaya kepadamu lagi, setelah segala janji yang ku jaga kau ingkari. kau memintaku menghidupkan segala sesuatu yang dulu telah kau bunuh. Kau pernah ku beri kesempatan menyembuhkan lukaku, tetapi nyatanya kau menambah memar saja.  Setiap kali aku menjelaskan bahawa aku tak ingin kita lagi,kau tak pernah bisa terima, kau selalu membentaku,berkata kasar padaku, kau selalu memaksakan kehendakmu, tanpa mengingat bahwa luka yang kau torehkan begitulah dalam”  batin Riani. Riani memandang jauh kedepan. kini matanya mulai berkaca-kaca.

"Riani." Suara Wibi memecah lamunan Riani
"jangan pergi lagi, berjanjilah!" wibi mengarahkan kelingkingnya dihadapan riani, matanya begitu tajam menatap wanita itu.

Saat itu juga Riani menatap mata Wibi. Jantung Riani berdegup kencang, akhirnya ia kembali menatap mata yang begiu ia suka, tatap yang teramat ia rindu. Mata itu, mata yang berusaha ia benci,tetapi selalu gagal. Mata yang dulu membuat riani terjatuh begitu dalam pada Wibi,tak hanya dulu,tetapi hingga sekarang. Karena mata itu pula Riani tak sanggup untuk menolak permintaan Wibi. Tiba-tiba Riani menyambut kelingking itu, Melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Wibi, tanpa berucap apapun ia hanya tersenyum.

Yang Riani lakukan tersebut bukan berarti ia ingin kembali bersama Wibi. di benaknya hanya terpikir bagaimana cara agar ia tak terlalu lama bersama dengan pria ini. Semakin lama ia bersama Wibi itu sama saja ia harus meyakinkan diri berkali-kali untuk tidak jatuh cinta lagi , tak hanya itu, semakin lama ia mematap mata pria ini sama saja ia mengingat luka luka yang pernah terasa.

            Sesampainya di depan kost Riani, “ Pulanglah! sebentar lagi hujan.” Ucap Riani
Wibi tersenyum dengan sangat manis memandang Riani yang berada di luar pintu mobilnya, Wibi tak pernah tahu jika ini adalah saat terakhir ia bertemu Riani, karena setelan ini Riani bertekat untuk benar-benar menghilang dari kehidupan Wibi.

“Maaf, bairkan janji, tinggalah janji” ucap riani,ia tersenyum semabari memandang mobil Wibi yang semakin menjauhi tubunya.