Riani dan Wibi
dulunya adalah sepasang kekasih. Setahun terakhir mereka benar-benar
tak pernah berkomunikasi sama sekali. lebih tepatnya Riani lah yang begitu menghindari
Wibi. Tanpa sengaja hari ini mereka berjumpa
pada salah satu acara yang diadakan oleh sahabat Riani. singkat cerita setelah acara
tersebut Wibi menawarkan diri untuk mengantar Riani pulang, saat itu Riani ragu
untuk menerimanaya, namun ia berpikir mungkin sekarang sudah saatnya menjalin persahabatan
kembali dengan Wibi. Disepanjang perjalanan,tak banyak pembicaraan yang tejadi antara
mereka berdua, hanya sekedar menanyakan kabar satu sama lain. Saat melintasi taman
kota, tiba-tiba saja wibi mengentikan laju mobilnya.
"Mengapa
berhenti? aku ingin segera pulang.” tanya Riani heran
"Aku
ingin berbicara sebentar,mari kita turun!" ajak Wibi
"Aku
ingin kita berbicara disini saja." jawab Riani.
"Baikalah.
Rin,mengapa saat itu kau tiba-tiba menghilang?" ucap Wibi, tatapanya kosong
memandang ke kaca depan.
"Saat
itu aku benar-benar kembali untuk memperbaiki segalanya." lanjutnya
Kekhawatiran
Riani terjadi. Wibi mengungkit perihal masa lalu mereka. Seharusnya Riani tak pulang
bersama Wibi. Riani mengira segalanya sudah benar-benar usai, tetapi ia salah, nyatanya
Wibi belum mengusaikan segala yang ia kira telah usai.
"
Tidak, semuanya baik-baik saja." jawab Riani. Ia memaksakan senyum termanisnya
"Mengapa
kau tak pernah memberiku kesempatan untuk memperbaiki segalanya? kau selalu hilang
tanpa penjelasan." kali ini suara Wibi seperti seseorang yang sedang menahan
amarah.
“Bagaimana mungkin
engkau memintaku kembali, memintaku percaya kepadamu lagi, setelah segala janji
yang ku jaga kau ingkari. kau memintaku menghidupkan segala sesuatu yang dulu telah
kau bunuh. Kau pernah ku beri kesempatan menyembuhkan lukaku, tetapi nyatanya kau
menambah memar saja. Setiap kali aku menjelaskan
bahawa aku tak ingin kita lagi,kau tak pernah bisa terima, kau selalu membentaku,berkata
kasar padaku, kau selalu memaksakan kehendakmu, tanpa mengingat bahwa luka yang
kau torehkan begitulah dalam” batin Riani. Riani memandang jauh kedepan. kini matanya mulai berkaca-kaca.
"Riani."
Suara Wibi memecah lamunan Riani
"jangan
pergi lagi, berjanjilah!" wibi mengarahkan kelingkingnya dihadapan riani, matanya
begitu tajam menatap wanita itu.
Saat
itu juga Riani menatap mata Wibi. Jantung Riani berdegup kencang, akhirnya ia kembali
menatap mata yang begiu ia suka, tatap yang teramat ia rindu. Mata itu, mata yang
berusaha ia benci,tetapi selalu gagal. Mata yang dulu membuat riani terjatuh begitu
dalam pada Wibi,tak hanya dulu,tetapi hingga sekarang. Karena mata itu pula Riani
tak sanggup untuk menolak permintaan Wibi. Tiba-tiba Riani menyambut kelingking
itu, Melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Wibi, tanpa berucap apapun ia hanya
tersenyum.
Yang
Riani lakukan tersebut bukan berarti ia ingin kembali bersama Wibi. di benaknya
hanya terpikir bagaimana cara agar ia tak terlalu lama bersama dengan pria ini.
Semakin lama ia bersama Wibi itu sama saja ia harus meyakinkan diri berkali-kali
untuk tidak jatuh cinta lagi , tak hanya itu, semakin lama ia mematap mata pria
ini sama saja ia mengingat luka luka yang pernah terasa.
Sesampainya di depan kost Riani, “ Pulanglah! sebentar lagi
hujan.” Ucap Riani
Wibi tersenyum dengan sangat manis
memandang Riani yang berada di luar pintu mobilnya, Wibi tak pernah tahu jika ini
adalah saat terakhir ia bertemu Riani, karena setelan ini Riani bertekat untuk benar-benar
menghilang dari kehidupan Wibi.
“Maaf, bairkan janji, tinggalah
janji” ucap riani,ia tersenyum semabari memandang mobil Wibi yang semakin menjauhi
tubunya.
0 komentar:
Posting Komentar